Wednesday, May 30, 2007

Air Mata Rasulullah SAW~

Memang tersentap jiwa....walau pun sudah berkali2 membaca kisah ini.

Ketahuilah sebab itu kesakitan sakaratul maut umat Nabi

Muhammad telah dikurangkan 99% kerana Rasulullah dah

ambil in advance utk umatnya.atas permintaan Baginda.......

Sekadar mengingatkan dan menyentap Iman kita kejap...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang

berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?"

tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang

membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia

kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka

mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai

anakku?"

Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini

aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu,

Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan

Yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah

anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan

sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di

dunia.Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut

dating menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa

Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah

bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih

Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"

Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat

telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti

kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya

Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib

umatku kelak?"

"Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah

mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga

bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada

didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan

tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh

tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya

menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali

yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril

memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu

Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar

wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah

direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,

karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah,

dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut

ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah

mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak

lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,

Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis

shalati, wa maa malakat aimanukum – peliharalah shalat

dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,

sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan

di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya

ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii,

ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi

sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai

sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim

'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB: Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya

agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan

RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

No comments: